Minggu, 23 Desember 2012

PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PERILAKU MORAL REMAJA


PENDAHULUAN

Setiap orang tua pasti menginginkan anaknya menjadi orang yang berkepribadian baik, sikap mental yang sehat serta akhlak yang terpuji. Orang tua sebagai pembentuk pribadi anak  yang pertama dan utama dalam kehidupan anak, sudah seharusnya  menjadi teladan yang baik bagi anak-anaknya. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Zakiyah Daradjat, bahawa kepribadian orang tua, sikap dan cara hidup merupakan unsur-unsur pendidikan yang secara tidak langsung akan masuk ke dalam pribadi anak yang sedang tumbuh.

1. Pengertian Pola Asuh orang tua
Pola asuh terdiri dari dua kata yaitu pola dan asuh. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pola berarti corak, model, sistem, cara kerja, bentuk (struktur) yang tetap.

Sedangkan kata asuh dapat berati menjaga (merawat dan mendidik) anak  kecil, membimbing (membantu; melatih dan sebagainya), dan memimpin (mengepalai dan menyelenggarakan) satu badan atau lembaga.

Pengertian Pola Asuh Menurut Para Ahli

Banyak ahli psikologi dan sosiologi yang merumuskan pengertian dari pola asuh orang tua menurut cara pandang mereka masing masing. Adapun definisi pola asuh orang tua menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut:
  • Pola Asuh adalah gambaran yang dipakai oleh orang tua untuk mengasuh (merawat, menjaga atau mendidik) anak (Singgih D. Gunarsa, 1991 : 108-109).
  • Menurut Chabib Thoha (1996:109) yang mengemukakan bahwa pola asuh  orang tua adalah suatu cara terbaik yang dapat ditempuh orang tua dalam  mendidik anak sebagai perwujudan dari rasa tanggung jawab kepada anak.
  • Menurut Singgih D. Gunarso (2000: 55)   “Pola asuh orang tua merupakan perlakuan orang tua dalam interaksi yang meliputi orang tua menunjukkan  kekuasaan dan cara orang tua memperhatikan keinginan anak. Kekuasaan atau cara yang digunakan orang tua cenderung mengarah pada pola asuh yang diterapkan” 
  • Sam Vaknin, Ph.D (2009) mengatakan bahwa “Parenting is interaction between parent’s and children during their care”.
  • Kohn  yang dikutip Tarsis Tarmudji menyatakan “Pola asuhan merupakan sikap orang tua dalam berinteraksi dengan anak- anaknya. Sikap orang tua ini meliputi cara orang tua memberikan aturan aturan, hadiah maupun hukuman, cara orang tua menunjukan otoritasnya, dan cara orang tua memberikan perhatian serta tanggapan terhadap anaknya”.

Dari beberapa pengertian yang dikemukakan di atas oleh para ahli dapat disimpulkan bahwa pengertian pola asuh orang tua mengandung pengertian

1. Interaksi pengasuhan orang tua dengan anaknya.
2. Sikap orang tua dalam berinteraksi dengan anak-anaknya.
3. Pola perilaku orang tua untuk berhubungan dengan anak-anaknya.

Pola asuh orang tua adalah suatu hubungan interaksi antara orang tua yaitu ayah dan ibu dengan anaknya yang melibatkan aspek sikap, nilai, dan kepercayaan orang tua sebagai bentuk dari upaya pengasuhan, pemeliharaan, menunjukan kekuasaannya terhadap anak dan salah satu tanggung jawab
orang tua dalam mengantarkan anaknya menuju kedewasaan.
Lebih jelasnya, kata asuh adalah mencakup segala aspek yang berkaitan dengan pemeliharaan, perawatan, dukungan, dan bantuan sehingga orang tetap berdiri dan menjalani hidupnya secara sehat.
Menurut Dr. Ahmad Tafsir seperti yang dikutip oleh Danny I. Yatim-Irwanto Pola asuh berarti pendidikan, sedangkan pendidikan adalah bimbingan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani anak didik menuju terbentuknya kepribadian yang utama.

Jadi pola asuh orang tua adalah suatu keseluruhan interaksi antara orang  tua dengan anak, di mana orang tua bermaksud menstimulasi anaknya dengan mengubah tingkah laku, pengetahuan serta nilai-nilai yang dianggap paling tepat oleh orang tua, agar anak dapat mandiri, tumbuh dan berkembang secara sehat dan optimal.

2. Tipe-tipe Pola Asuh orang tua
Beberapa tipe atau sikap-sikap orang tua yang kurang baik, dan tidak menerapkannya dalam mendidik buah hati kita, yaitu :

a. Terlalu memanjakan
Orang tua seperti ini biasanya selalu memberikan apa yang menjadi keinginan sang anak. Memanjakan itu memang perlu agar sang bisa benar-benar merasakan bahwa orang tuanya benar-benar mencintainya. Namun bila terlalu memanjakan ternyata menimbulkan efek negative bagi sang anak. Anak yang memiliki orang tua seperti ini biasanya kurang bisa tegar dalam menghadapi segala masalah. Hal ini dikarenakan sang anak lebih sering menggantungkan segala sesuatunya pada orang tua. Bila kebiasaan orang ini terlalu dibiarkan, maka anak akan mengalami masalah dalam pergaulan. Misalnya pada saat dirinya sedang ada masalah dengan temannya. Dia akan cenderung takut untuk memecahkan masalah dengan cara yang “dewasa”.

b. Terlalu Menguasai Anak
Orang tua yang otoriter biasanya kurang mau mendengarkan saat anaknya mengajak ngobrol, apalgi meminta sesuatu. Orang tua seperti ini biasanya lebih suka mengatur sang anak dan selalu merasa benar, sehingga dia menginginkan sang anak hanya menuruti apa yang menjadi keinginannya saja. Anak yang dididik oleh orang tua seperti ini biasanya cenderung suka memberontak di luar rumah, namun di dalam rumah dia selalu “terlihat” menuruti apa yang menjadi keinginan orang tuanya.

c. Terlalu protektif
Sebagai orang tua, tentu orang tua harus melindungi anaknya. Hal ini juga sangat penting untuk menunjukkan orang rasa sayang orang tua kepada anak. Misalnya pada saat anak sakit, maka orang tua selalu berusaha ada bersama sang anak. Namun bila terlalu melindungi ternyata tidak baik juga lho… buat perkembangan kepribadian sang anak. Anak yang terlalu dilindungi oleh orang tua, misalnya terlalu membatasi pergaulan, terlalu membatasi tempat bermain anak, dll, biasanya anak menjadi kurang percaya diri atau “minder”. Karena terlalu banyak dibatasi dalam bergaul, maka sang anak menjadi cenderung menutup diri dari pergaulan.

d. Menggunakan Pola Kekerasan
 Pada jaman dahulu, banyak orang tua yang mendidik anaknya dengan kekerasan. Misalnya dengan cara membentak dan menghukum secara fisik. Bila ada orang tua yang dibiarkan untuk menghukum atau mendidik anaknya seperti ini, biasanya sang anak cenderung akan menyukai cara “kekerasan” dalam menyelesaikan masalah dan sulit untuk mengontrol emosi.

e. Terlalu Sibuk
 Untuk memenuhi kebutuhan keluarga, orang tua tentu harus bekerja. Bahkan tidak jarang seorang anak yang memiliki ayah dan ibu yang berkarir. Namun bila orang tua terlalu sibuk, dan biasanya sibuk dalam bekerja, juga bisa membawa dampak negative juga bagi sang anak. Anak yang memiliki orang tua seperti ini biasanya cenderung “haus kasih sayang”. Karena kurang mendapatkan kasih sayang, sang anak biasanya cenderung mudah percaya dengan orang lain dan apalgi bila sudah percaya sekali dengan orang tersebut. Biasanya anak seperti ini lebih berbahaya saat usianya mulai menginjak remaja.

f. Terlalu memberi kebebasan
Memberikan kebebasan kepada anak dalam mendidik anak kadang perlu juga. Karena pola asuh ini bisa memacu anak untuk lebih berkreasi. Namun bila orang tua terlalu cuek dan kurang memperhatikan pergaulan sang anak, tentu juga akan memeberikan efek yang tidak baik juga bagi sang anak. Syukur kalau anak kita memang anak yang baik dan bisa dipercaya, tapi kalau sebalik anak akan tumbuh menjadi seorang yang susah untuk diatur dan akan bertindak semaunya sendiri.
                 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar