Segala
puji tentu hanya milik Allah Swt. Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Rasulallah
SAW.
Tema
yang akan dikupas kali ini adalah sebuah tema yang selalu menarik bagi siapa saja, kapan saja dan dimana saja. Sebuah tema yang orang tidak pernah merasa bosan untuk mendengarnya ( kecuali orang yang lagi frustasi ). Dan tema ini selalu laris manis ketika dijadikan sebuah judul lagu,
kapan pun masanya serta menarik ketika dijadikan sajak-sajak atau puisi. Tema
yang dimaksud adalah CINTA. TepatnyaTanda-Tanda
Cinta.
Allah
berfirman dalam Surah Al-Baqarah ayat 165 yang artinya: “Dan di antara manusia ada orang-orang
yang membuat tandingan-tandingan selain Allah. Mereka mencintainya sebagaimana
mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang beriman amat sangat cintanya kepada
Allah …
Cinta
bisa diibaratkan lapar dan dahaga. Semua jenis manusia dalam segala usia mulai anak balita, remaja sampai orang dewasa pasti pernah merasakannya. Meskipun
obyek dan kadarnya selalu berbeda-beda. Muara cinta tak terbatas kepada sasaran
yang bersifat materi (fisik), tetapi juga melampaui batas-batas imateri
(nonfisik).
Orang
dengan paham materialisme akan menumpahkan cintanya kepada objek yang bersifat
materi/fisik, seperti harta, jabatan, wanita, atau anak-anak. Muara cinta
seorang mukmin tentu berbeda. Selain pada yang bersifat materi, seorang mukmin
dituntut juga untuk mencintai yang nonfisik. Cinta kepada
Allahlah yang merupakan muara terakhir bagi seorang mukmin.
Cinta
memang urusan hati. Hanya Allah Swt. dan pribadi yang bersangkutanlah yang
mengetahuinya. Seorang suami sebenarnya tidak tahu secara pasti apakah istrinya
mencintai dirinya atau tidak. Begitu sebaliknya. Namun, meskipun cinta urusan hati tanda-tandanya bisa kita
ketahui.
Banyak
mengingat dan menyebut kekasihnya
Orang yang sedang jatuh cinta akan senantiasa mengingat dan
menyebut nama sang kekasihnya. Kapan dan di mana saja. Seorang mukmin sejati
pun akan senantiasa berdzikir kepada Allah Swt. Segala aktivitas selalu kita
awali dengan menyebut Asma Allah yang begitu indah dirasakan.
Kerinduan
yang mendalam untuk senantiasa berjumpa
Jika kita sedang jatuh cinta, maka dengan segala upaya kita berusaha untuk berjumpa, bahkan para pujangga berkata dalam sepenggal syairnya “gunung tinggi akan
kudaki, lautan luas akan kuseberangi demi berjumpa dengan
pujaan hati”. Ketika berjumpa maka segala kerinduan akan tercurahkan. Beitu pula halnya kerinduan
seorang mukmin kepada Allah bisa ditempuh melalui sholat, doa, dan ibadah
khusus lainnya.
Namun, perjumpaan dengan Allah yang sebenarnya adalah kematian. Maka seorang mukmin tidak boleh takut akan
kematian. Kematian akan mengantarkan ke perjumpaan dengan Allah SWT.
Merasakan
asyiknya berduaan dengan sang Kekasih
Orang yang sedang jatuh cinta tentu
merasa asyik ketika berduaan dengan pasangannya. Dunia seakan milik berdua,
yang lain ngontrak. (tetapi ingat
yang bukan muhrimnya dilarang berduaan di tempat sunyi).
Orang beriman akan menikmati saat-saat berdua dengan Allah SWT.
Shalat fardhu dan sunah jadi kegemarannya. Apalagi shalat malam. Di saat
itulah suasana hanya berdua-duaan benar-benar terasakan.
Merasa
cemburu
Cemburu merupakan salah satu bukti cinta. Seorang suami atau istri
akan cemburu manakala pasangannya diganggu orang lain. Kita pun harus cemburu
manakala ayat-ayat Allah dilecehkan atau ada orang-orang yang menyekutukan Allah SWT. Kalau kita diam saja…
cinta kita masih dipertanyakan.
Rela
berkorban demi sang Kekasih
Pengorbanan menjadi tuntutan cinta. Nyawa pun kadang menjadi
taruhannya. Pengorbanan bisa berupa harta,
pemikiran, maupun tenaga.
Merasa
Ridho
Tingkatan tertinggi dari cinta kepada Allah adalah ridho. Kalau
kita sudah ridho dengan Allah tentu tidak akan muncul sikap iri, dengki, bahkan korupsi. Karena kita sudah ridho dengan
kehendak-Nya. Dan keridhoan dari Allah SWT sajalah yang dicari oleh seorang
mukmin.
Bagaimana,
apakah tanda-tanda cinta itu ada pada diri kita?
Jika
tanda-tanda tersebut tidak ada pada diri kita, mari kita pertanyakan seberapa
besar cinta kita kepada Allah Swt.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar