Minggu, 12 Februari 2012

Tanda Cinta Seorang Hamba


Segala puji tentu hanya milik  Allah Swt. Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Rasulallah SAW.
Tema yang akan dikupas kali ini adalah sebuah tema yang selalu menarik bagi siapa saja, kapan saja dan dimana saja. Sebuah tema yang orang tidak pernah merasa bosan untuk mendengarnya ( kecuali orang yang lagi frustasi ). Dan tema ini selalu laris manis ketika dijadikan  sebuah judul lagu, kapan pun masanya serta menarik ketika dijadikan sajak-sajak atau puisi. Tema yang dimaksud adalah CINTA. TepatnyaTanda-Tanda Cinta.

Allah berfirman dalam Surah Al-Baqarah ayat 165 yang artinya:Dan di antara manusia ada orang-orang yang membuat tandingan-tandingan selain Allah. Mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang beriman amat sangat cintanya kepada Allah … 

Cinta bisa diibaratkan lapar dan dahaga. Semua jenis manusia dalam segala usia mulai anak balita, remaja   sampai orang dewasa pasti pernah merasakannya. Meskipun obyek dan kadarnya selalu berbeda-beda. Muara cinta tak terbatas kepada sasaran yang bersifat materi (fisik), tetapi juga melampaui batas-batas imateri (nonfisik).

Orang dengan paham materialisme akan menumpahkan cintanya kepada objek yang bersifat materi/fisik, seperti harta, jabatan, wanita, atau anak-anak. Muara cinta seorang mukmin tentu berbeda. Selain pada yang bersifat materi, seorang mukmin dituntut juga untuk mencintai yang nonfisik. Cinta kepada Allahlah yang merupakan muara terakhir bagi seorang mukmin.

Cinta memang urusan hati. Hanya Allah Swt. dan pribadi yang bersangkutanlah yang mengetahuinya. Seorang suami sebenarnya tidak tahu secara pasti apakah istrinya mencintai dirinya atau tidak. Begitu sebaliknya. Namun, meskipun cinta urusan hati tanda-tandanya bisa kita ketahui.
Adapun tanda- tanda cinta  yang dimaksud di antaranya sebagai berikut :

Banyak mengingat dan menyebut kekasihnya
Orang yang sedang jatuh cinta akan senantiasa mengingat dan menyebut nama sang kekasihnya. Kapan dan di mana saja. Seorang mukmin sejati pun akan senantiasa berdzikir kepada Allah Swt. Segala aktivitas selalu kita awali dengan menyebut Asma Allah yang begitu  indah dirasakan.

Kerinduan yang mendalam untuk senantiasa berjumpa
Jika kita sedang jatuh cinta, maka dengan segala upaya kita berusaha untuk berjumpa, bahkan  para pujangga berkata dalam sepenggal syairnya “gunung tinggi akan kudaki, lautan luas akan kuseberangi demi berjumpa dengan pujaan hati”.  Ketika berjumpa maka segala kerinduan akan tercurahkan. Beitu pula halnya kerinduan seorang mukmin kepada Allah bisa ditempuh melalui sholat, doa, dan ibadah khusus lainnya.
Namun, perjumpaan dengan Allah yang sebenarnya adalah kematian. Maka seorang mukmin tidak boleh takut akan kematian. Kematian akan mengantarkan ke perjumpaan dengan Allah SWT.

Merasakan asyiknya berduaan dengan sang Kekasih
Orang yang sedang jatuh cinta tentu merasa asyik ketika berduaan dengan pasangannya. Dunia seakan milik berdua, yang lain ngontrak. (tetapi ingat yang bukan muhrimnya dilarang berduaan di tempat sunyi).
Orang beriman akan menikmati saat-saat berdua dengan Allah SWT. Shalat fardhu dan sunah jadi kegemarannya. Apalagi shalat malam. Di saat itulah suasana hanya berdua-duaan benar-benar terasakan.

Merasa cemburu
Cemburu merupakan salah satu bukti cinta. Seorang suami atau istri akan cemburu manakala pasangannya diganggu orang lain. Kita pun harus cemburu manakala ayat-ayat Allah dilecehkan atau ada orang-orang yang menyekutukan Allah SWT. Kalau kita diam saja… cinta kita masih dipertanyakan.

Rela berkorban demi sang Kekasih
Pengorbanan menjadi tuntutan cinta. Nyawa pun kadang menjadi taruhannya. Pengorbanan bisa berupa harta, pemikiran, maupun tenaga.

Merasa Ridho
Tingkatan tertinggi dari cinta kepada Allah adalah ridho. Kalau kita sudah ridho dengan Allah tentu tidak akan muncul sikap iri, dengki, bahkan korupsi. Karena kita sudah ridho dengan kehendak-Nya. Dan keridhoan dari Allah SWT sajalah yang dicari oleh seorang mukmin.

Bagaimana, apakah tanda-tanda cinta itu ada pada diri kita? 
Jika tanda-tanda tersebut tidak ada pada diri kita, mari kita pertanyakan seberapa besar cinta kita kepada Allah Swt.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar