Jumat, 03 Februari 2012

Kisahku

Aku adalah seorang gadis kelahiran 10 Pebruari 1996 dari pasangan orang tua tercinta Bapak Ojak dan Ibu Mariyam.  Aku lahir di kota hujan (Bogor) provinsi Jawa Barat, Indonesia.  Kedua orang tuaku memberiku  nama  Rahmatul Ummah, dengan harapan agar dapat memberikan kebaikan buat umat ini, itu kata ayah dan ibuku dan akupun berharap seperti itu. Aku merupakan anak ke-2 dari empat bersaudara.

Ayahku seorang guru sekolah dasar dan merupakan pegawai negeri sipil. Sedangkan Ibuku seorang ibu rumah tangga.  Kata ayahku, ia mulai bekerja sebagai guru sekolah dasar  sejak tahun 1986 tetapi saat itu hanyalah seorang guru honor di salah satu SD. Negeri yaitu SDN. Surakarya 01 Desa Susukan Kecamatan Bojonggede Kabupaten Bogor. Saat itu katanya sangat memprihatinkan karena ia hanya di beri imbalan Rp 12.500,- setiap bulan.  Baru setelah empat tahun bekerja sebagai guru honor, tepatnya tahun 1990 ayahku diangkat menjadi pegawai negeri sipil (PNS).

O, ya. Kok jadi cerita tentang orang tuaku ya.
Tapi ga apa-apa, kan ? Karena aku adalah bagian dari orang tuaku.

Ketika aku berusia 3 tahun aku di sekolahkan di Taman Kanak-Kanak Alusi (TK. ALUSI) yang letaknya kira-kira 1 km dari rumahku. Aku masih ingat saat itu guru TK ku bernama Bu Maisaroh dan Bu Eni. Aku bersekolah di TK hanyalah 1 tahun. Padahal harusnya aku bersekolah minimal 2 atau 3 tahun di TK. Aku sudah bosan bersekolah di TK, aku ingin sekolah di sekolah dasar. Dengan terpaksa akupun oleh ayahku di ajak untuk sekolah di sekolah dasar  tempat ayahku bekerja,  tapi katanya waktu itu statusku hanya anak bawang. Sekolah Dasar  Negeri Bojonggede 03 adalah tempat aku mulai masuk Sekolah Dasar dan aku masih ingat bahwa guruku adalah Ibu Ita Maulita Sari dan Kepala Sekolahku adalah Bapak Tujiman, seorang kelahiran Gunung Kidul. Baru setelah 1 bulan,  statusku sebagai anak bawang  diubah oleh Bu Guruku. Bu Guruku  mengusulkan agar aku dijadikan saja sebagai siswa kelas 1 beneran, karena lagi-lagi katanya, aku sudah mulai dapat membaca.

Jadi mulai milenium kedua tepatnya tahun 2000 sampai tahun 2006 sebagian hari - hariku ku habiskan untuk belajar di Sekolah Dasar Negeri Bojonggede 03. Masih ku ingat nama-nama guruku antara lain : Bu Ita, Bu Rukiah, Bu Amsah, Pak Suhandi, Pak Bahruddin dan bapak, ibu guru lain. Satu ibu guru yang paling ku kenang yaitu ibu guru kelas VI yaitu Ibu Cucu Cuarsih. Para Bapak dan Ibu guru itulah yang telah memberiku bekal untuk memasuki jenjang yang lebih tinggi yaitu SMP. Terimakasih Guruku, semoga Allah Swt membalas segala amal baik mu dengan limpahan pahala dan keberkahan dunia wal akhirat, amin.

Ketika menjelang kelulusan di sekolah dasar, ayah dan ibuku menyarankan agar aku masuk pondok pesantren. alhamdulillah aku dapat memenuhi keinginan ayah dan ibuku. Mendengar aku menerima tawaran untuk masuk pondok pesantren maka, ayah dan ibu kemudian sibuk bertanya dengan beberapa ustadz di kampungku mengenai pondok pesantren. Ayah kemudian mengajakku untuk main di Pondok Pesantren Nurul Hidayah yang oleh orang kampungku menyebutnya pondok pesantren Sadeng. Dengan sepeda motor aku bersama ayah pergi ke Pondok Pesantren Sadeng. Aku rasakan itu sangat jauh.

Akhirnya tiba juga kami di Pondok Pesantren Nurul Hidayah setelah menempuh perjalanan kurang lebih 2 jam. Maka akupun oleh kakak - kakak di antar melihat - lihat sekitar pondok. Tidak lama aku di sini kurang lebih 1/2 sampai 1 jam. Lalu kamipun pulang.

Dalam perjalanan pulang ayah bertanya tentang pondok yang baru saja kami kunjungi. Aku tahu kalau  ayahku sangat ingin agar aku melanjutkan sekolah di pondok pesantren. Maka ketika ayah bertanya masalah masuk pesantren akupun menjawab ya, aku mau masuk pondok pesantren.

Tahun 2006 aku lulus Sekolah Dasar dan siap untuk melanjutkan ke Pondok Pesantren Nurul Hidayah.


1 komentar:

  1. mmmmmHhzt.....
    nii dya sdiKit Tentang Kisah ku...
    seMoga cita2 kU tercaPai... amiin

    BalasHapus